Jakarta, OtoDiva – Lebih dari tujuh tahun sejak diperkenalkan pertama kali sebagai prototipe pada 2017, Tesla Roadster generasi kedua belum juga memasuki jalur produksi. Dalam industri otomotif yang sudah terbiasa dengan keterlambatan peluncuran, kasus Roadster menjadi salah satu contoh ekstrem. Janji awal Elon Musk untuk memulai produksi pada 2020 kini tinggal catatan lama, dan hingga pertengahan 2025, versi final dari hypercar listrik ini masih belum terlihat wujudnya.
Meski begitu, Tesla tetap bersikukuh bahwa proyek Tesla Roadster belum dibatalkan. Kepala divisi rekayasa kendaraan Tesla, Lars Moravy, menyebut mobil ini sebagai “last best driver’s car” klaim yang langsung menuai perhatian. Namun pernyataan tersebut tak disertai dengan detail teknis atau jadwal produksi yang konkret. Sementara itu, perusahaan tetap membuka pemesanan dengan uang muka sebesar USD 50.000, tanpa kejelasan soal harga akhir maupun waktu pengiriman unit.
Fenomena ini memunculkan dua sisi pandang. Di satu sisi, Tesla dianggap visioner dan terus mengejar inovasi radikal. Tapi di sisi lain, banyak yang mulai skeptis dan melihat Roadster sebagai janji kosong yang lebih berfungsi sebagai alat pemasaran dan penggerak harga saham ketimbang produk nyata yang bisa dimiliki konsumen.
Janji Baru, Detil Masih Misterius
Pernyataan terbaru soal Tesla Roadster disampaikan dalam acara X Takeover oleh Lars Moravy. Ia mengklaim bahwa Tesla telah menghabiskan beberapa tahun terakhir untuk “memikirkan ulang seluruh konsep” mobil ini, dan bahwa Roadster kini menjadi lebih dari sekadar kendaraan. “Kami tunjukkan ke Elon beberapa demo keren minggu lalu, dan dia terlihat cukup bersemangat,” ujarnya.
Sayangnya, Moravy tidak merinci demo apa yang dimaksud, maupun teknologi baru apa yang dimasukkan ke dalam Roadster versi terbaru. Tidak ada informasi soal platform yang digunakan, spesifikasi baterai, ataupun performa sesungguhnya—hal-hal yang seharusnya menjadi fokus dalam pengembangan kendaraan sekelas hypercar listrik.
Sebagai perbandingan, pabrikan lain seperti Rimac, Porsche, atau Lucid telah merilis model performa tinggi berbasis listrik dengan spesifikasi jelas, uji coba nyata, dan jadwal produksi konkret. Tesla justru terlihat lebih sibuk membangun hype ketimbang produk. Klaim tanpa data ini akhirnya membuat sebagian pengamat menilai pendekatan Tesla semakin menjauh dari transparansi.
Dari Thruster Hingga “Bisa Terbang”: Gimik atau Inovasi?
Sejak awal, Tesla Roadster memang penuh dengan pernyataan bombastis. Pada 2018, Elon Musk menyebut bahwa mobil ini akan memiliki paket opsional SpaceX, berisi sekitar 10 roket kecil untuk membantu akselerasi, pengereman, dan manuver. Di tahun 2024, pernyataan itu makin liar: Musk mengatakan Roadster “mungkin bisa terbang”. Sampai saat ini, belum ada bukti publik untuk mendukung klaim tersebut.
Pendekatan ini untuk Tesla Roadster menuai kritik dari berbagai kalangan. Ada yang menilai ini sekadar upaya menaikkan nilai saham Tesla, terutama karena setiap pengumuman Roadster biasanya disampaikan di tengah momen-momen sensitif pasar. Di sisi lain, ada juga yang percaya bahwa Tesla memang memiliki agenda jangka panjang dan ingin menghadirkan kendaraan revolusioner, meskipun prosesnya lebih rumit dari perkiraan.
Namun, yang tak bisa diabaikan adalah fakta bahwa konsumen telah menggelontorkan dana untuk reservasi tanpa kejelasan. Hingga pertengahan 2025, Tesla masih menerima uang muka USD 50.000 per unit, tanpa menyebutkan harga resmi mobil atau estimasi pengiriman. Dalam praktik industri otomotif global, model bisnis seperti ini tergolong tak lazim, dan berisiko bila tak disertai transparansi yang memadai.
Tesla Roadster generasi kedua tetap menjadi misteri di tengah dunia otomotif yang bergerak cepat. Di satu sisi, mobil ini masih menjadi simbol ambisi Tesla dalam menghadirkan inovasi ekstrem. Tapi di sisi lain, keterlambatan yang berlarut-larut, minimnya transparansi teknis, dan klaim-klaim bombastis tanpa bukti nyata menimbulkan keraguan akan niat dan kapabilitas sebenarnya.
Hingga Tesla benar-benar menampilkan versi produksi dari Tesla Roadster dan memberikan informasi yang lebih konkret, publik hanya bisa menunggu—atau mempertanyakan apakah proyek ini masih layak dipercaya. Bagi sebagian orang, Roadster mungkin tetap menjadi mobil impian. Tapi bagi banyak lainnya, impian itu semakin terlihat seperti fatamorgana.