Jakarta, OtoDiva – Persaingan pasar otomotif di Asia Tenggara mengalami perubahan menarik pada kuartal kedua 2025. Untuk pertama kalinya, penjualan mobil di Malaysia melampaui Indonesia, meskipun pasar otomotif Tanah Air selama ini dikenal sebagai yang terbesar di kawasan. Fenomena ini menunjukkan adanya pergeseran tren dan tantangan yang dihadapi masing-masing negara, baik dari sisi ekonomi maupun strategi industri.

Berdasarkan data yang dilansir nationthailand, penjualan mobil di Malaysia pada periode tersebut mencapai 183.366 unit. Sementara itu, Indonesia hanya mencatatkan 169.578 unit, atau terpaut sekitar 13.788 unit. Bagi Malaysia, capaian ini menjadi tonggak penting, mengingat pasar domestik mereka jauh lebih kecil dibandingkan Indonesia dari sisi jumlah penduduk dan kapasitas konsumsi.

Kondisi ini mengundang perhatian berbagai pihak, termasuk pelaku industri otomotif di Indonesia, yang menilai perlu ada langkah strategis untuk mengembalikan momentum pertumbuhan. Sejumlah faktor, mulai dari daya beli masyarakat hingga kebijakan pembiayaan, disebut berperan besar dalam penurunan penjualan mobil di Tanah Air.

Baca Juga: Bocoran Suzuki Satria F150 FI Facelift Muncul di Dunia Maya, Bawa Desain Sein Terpisah

Faktor Pendorong Pertumbuhan di Malaysia

Beberapa kondisi ekonomi positif menjadi pendorong utama penjualan mobil di Malaysia. Inflasi yang stabil di kisaran 2 persen dan kurs ringgit yang sedikit menguat membantu menjaga harga kendaraan tetap kompetitif. Selain itu, keputusan Bank Negara Malaysia menurunkan suku bunga acuan OPR menjadi 2,75 persen membuat pembiayaan mobil lebih terjangkau bagi konsumen.

Dari sisi industri, produsen mobil nasional seperti Perodua dan Proton tetap menjadi penguasa pasar dengan pangsa 63 persen sepanjang semester pertama 2025. Model populer seperti Perodua Alza dan Proton Saga terus diminati, didukung kemitraan strategis bersama Daihatsu atau Toyota untuk Perodua, serta Geely untuk Proton. Selain itu, tren kendaraan ramah lingkungan juga tumbuh pesat, dengan penjualan mobil listrik murni (BEV) melonjak 91 persen menjadi 12.733 unit, dan mobil hybrid naik 12 persen menjadi 17.480 unit pada paruh pertama 2025.

Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Malaysia sebesar 5,9 persen pada semester pertama tahun ini semakin memperkuat daya beli masyarakat. Kombinasi pertumbuhan ekonomi dan strategi industri otomotif lokal yang solid membuat pasar Malaysia mampu melawan tren penurunan yang dialami beberapa negara di kawasan.

Tantangan Penjualan di Indonesia

Di sisi lain, pasar otomotif Indonesia menghadapi tekanan yang cukup besar. Data menunjukkan bahwa penjualan mobil secara nasional pada semester pertama 2025 hanya mencapai 374.740 unit secara wholesales, turun 8,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Salah satu penyebab utama adalah penurunan daya beli kelas menengah akibat situasi ekonomi yang belum pulih sepenuhnya, ditambah ketatnya akses kredit kendaraan bermotor.

Gaikindo (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia) bahkan mempertimbangkan untuk merevisi target penjualan mobil tahun ini. Ketua Umum Gaikindo, Yohannes Nangoi, mengungkapkan bahwa meskipun jumlah pengunjung pameran GIIAS 2025 meningkat, nilai transaksinya justru diperkirakan menurun dibandingkan tahun sebelumnya. “Memang situasi ekonomi agak berat, dan sampai pertengahan tahun ini, penjualan kendaraan secara umum juga menurun,” ujar Nangoi.

Selain faktor ekonomi, kompetisi dari merek-merek otomotif baru, terutama yang menawarkan kendaraan elektrifikasi dengan harga lebih terjangkau, turut memengaruhi pasar. Dengan kondisi tersebut, industri otomotif Indonesia perlu mencari strategi baru untuk menjaga daya saing, baik melalui inovasi produk, skema pembiayaan yang lebih fleksibel, maupun kebijakan pemerintah yang mendukung.

Secara keseluruhan, capaian Malaysia pada kuartal kedua 2025 menjadi pengingat bahwa keberhasilan pasar otomotif tidak semata ditentukan oleh ukuran populasi, tetapi juga stabilitas ekonomi, strategi industri, dan dukungan kebijakan. Sementara Indonesia masih memiliki potensi besar, tantangan yang ada mengharuskan pelaku industri dan pemerintah bekerja lebih keras untuk mengembalikan tren pertumbuhan di sisa tahun ini.

Share.

Writer at OtoDiva.id & Gizmologi.id | Petrol Head | Motorsports Freak

Leave A Reply

Exit mobile version