Jakarta, Otodiva—Toyota terus mempertegas komitmennya untuk tumbuh bersama Indonesia, tidak hanya sebagai pasar penjualan, tetapi juga sebagai pusat industri otomotif yang berkontribusi besar pada perekonomian nasional. Melalui berbagai inisiatif elektrifikasi dan strategi bisnis berkelanjutan, Toyota berupaya menjawab tantangan zaman sekaligus mendukung target pemerintah menuju net zero emission pada 2060.
“Indonesia bukan hanya pasar untuk menjual produk, tetapi tempat untuk tumbuh bersama masyarakat, mengembangkan industrialisasi, dan memperluas ekosistem mobilitas berkelanjutan,” ungkap Jap Ernando Demily, Marketing Director PT Toyota-Astra Motor, saat pemaparan strategi Toyota pada Astra Media Day 2025 di Menara Astra, Jakarta (23/9).
Ekosistem xEV: Lebih dari Sekadar Mobil Listrik
Paradiva, Toyota memandang elektrifikasi bukan hanya soal meluncurkan mobil listrik, tetapi juga membangun ekosistem yang lengkap. Hingga 2025, Toyota telah menghadirkan 21 model elektrifikasi baik melalui Toyota maupun Lexus. Teknologi yang ditawarkan beragam, mulai dari Hybrid Electric Vehicle (HEV), Plug-in Hybrid (PHEV), Battery Electric Vehicle (BEV), hingga Fuel Cell Electric Vehicle (FCEV).
Sebagai penopang ekosistem, Toyota telah menyediakan 113 cabang dengan fasilitas charging, ditambah 2 rest area dan 2 pusat perbelanjaan di Jakarta. Infrastruktur ini diproyeksikan terus bertambah pada 2026 seiring meningkatnya permintaan pasar.
Toyota juga mengembangkan teknologi kendaraan rendah emisi seperti Flexy-Fuel Car, Low Cost Green Car (LCGC), dan mesin pembakaran internal (ICE) dengan emisi lebih rendah. Semua upaya ini berpadu dengan program CSR Toyota yang berfokus pada empat pilar: keselamatan lalu lintas, edukasi, mobilitas, dan lingkungan.
Toyota bukan pemain tunggal. Ekosistemnya melibatkan 350 ribu tenaga kerja di Indonesia, mulai dari pemasok lapis pertama hingga dealer. Investasi yang sudah direalisasikan di Indonesia tercatat lebih dari Rp100 miliar, dengan 90% produk diproduksi secara lokaldan kandungan lokal rata-rata 70–80%.
Kontribusi ini juga meluas melalui ekspor ke 80 negara, sekaligus memperkuat neraca perdagangan Indonesia.
Dari sisi multiplier effect, Toyota berperan menyediakan pasokan produksi dan logistik, memberdayakan industri pendukung, hingga menghadirkan solusi mobilitas bagi masyarakat. Industri lokal seperti karoseri, body builder, hingga bengkel turut tumbuh seiring dengan luasnya ekosistem Toyota.
Contohnya, di Kalimantan dan Papua, produk seperti Hilux Double Cabin dan Toyota Rangga menjadi andalan sektor pertambangan. Di Bali, Toyota mendukung sektor pariwisata dengan kendaraan premium. Sementara di kota-kota besar, ribuan armada Blue Bird Group menggunakan produk Toyota sebagai transportasi publik.
Pergerakan Produk Baru 2025
Tahun 2025 menjadi momen penting. Toyota menyiapkan 5 gerakan produk baru dan 2 model preview. Beberapa di antaranya adalah: Kijang Innova Zenix Hybrid (ikon elektrifikasi di segmen MPV), New Corolla Cross HEV, New Corolla Altis HEV GR Sport, New Agya Stylix GR Aeropackage, New Camry HEV, Urban Cruiser EV (preview) dan tentu saja bZ4X BEV (local production preview)
Ernando memahami, yanb paling dinantikan masyarakat dari Toyota saat ini adalah peluncuran model xEV terbaru, namun dia masih merahasiakan jadwalnya. Model ini diyakini akan memperkuat portofolio elektrifikasi Toyota di Indonesia.
Meski persaingan makin ketat, Toyota masih kokoh sebagai market leader. Hingga Agustus 2025, Toyota (termasuk Lexus) mencatat penjualan 168.915 unit dengan pangsa pasar 32,3%, tetap yang terbesar di Indonesia.
Komposisi penjualan masih didominasi MPV sebesar 59,8%, dengan Kijang Innova (39 ribu unit) serta Avanza + Veloz (36 ribu unit) menjadi tulang punggung. Segmen SUV juga menunjukkan pertumbuhan dengan kontribusi 22,7%.
Toyota mencatatkan penjualan lebih dari 22 ribu unit kendaraan elektrifikasi hingga Agustus 2025. Dari jumlah itu, Kijang Innova Zenix HEV menjadi primadona dengan 16.435 unit, disusul Yaris Cross HEV (2.287 unit) dan Alphard HEV (1.680 unit).
Dengan pencapaian tersebut, Toyota (+Lexus) menguasai 56% pasar kendaraan hybrid di Indonesia, menegaskan posisinya sebagai pemimpin transisi menuju mobilitas ramah lingkungan.
Cakupan distribusi Toyota xEV juga sudah hampir menyeluruh, dengan penetrasi ke 37 provinsi (97%) dan 420 kota (89%) di Indonesia.
Salah satu langkah penting Toyota adalah memperkuat produksi lokal kendaraan elektrifikasi. Model seperti bZ4X diproyeksikan masuk jalur produksi di Indonesia, menambah portofolio lokal yang sudah ada.
Dengan produksi lokal, Toyota ingin memastikan harga lebih kompetitif sekaligus meningkatkan daya saing industri otomotif Indonesia di pasar global.
Tak bisa dipungkiri, perjalanan Toyota di Indonesia tidak lepas dari peran besar Astra. Dalam lebih dari 50 tahun kehadirannya, sinergi antara Astra dan Toyota telah menciptakan lapangan kerja, mendukung pertumbuhan industri, dan memperkuat kontribusi ekspor.
“Toyota bersama Astra, akan terus menghadirkan mobilitas yang relevan dengan kebutuhan masyarakat Indonesia, sekaligus memperkuat komitmen menuju keberlanjutan,” ujar Ernando.