Otodiva — Pengembangan Bandara Internasional Bali Utara memasuki babak penting. PT Mobil Anak Bangsa (MAB) dan PT BIBU Panji Sakti resmi menandatangani Nota Kesepahaman terkait pengadaan kendaraan listrik untuk memperkuat sistem transportasi kawasan bandara. Penandatanganan berlangsung di Jakarta dan menjadi langkah strategis menuju operasional bandara yang lebih modern, efisien, dan ramah lingkungan.
Kesepakatan tersebut ditandatangani oleh Direktur Utama PT BIBU Panji Sakti, Erwanto Sad Adiatmoko Hariwibowo, bersama Direktur Utama PT Mobil Anak Bangsa, Kelik Irwantono. Acara ini turut dihadiri Duta Besar Eddi Hariyadhi selaku Komisaris PT BIBU Panji Sakti, serta Yang Mulia Anak Agung Ngurah Ugrasena, Direktur Utama PT BIBU Aero Abipraya. Kehadiran para tokoh tersebut menunjukkan kuatnya dukungan terhadap transformasi transportasi di wilayah Bali Utara.
Sejalan dengan konsep Tiga Ramah — Ramah Teknologi, Ramah Lingkungan, dan Ramah Budaya — bandara ini dirancang dengan pendekatan Green Airport. Thus, kerja sama dengan MAB menjadi langkah penting untuk memastikan bahwa operasional bandara nantinya memprioritaskan keberlanjutan energi dan efisiensi transportasi.
MAB Jadi Mitra Strategis Penyedia Kendaraan Listrik
Melalui MoU ini, MAB akan berperan sebagai mitra strategis dalam penyediaan Battery Electric Vehicle (BEV) untuk mendukung mobilitas internal kawasan bandara. Kendaraan-kendaraan ini nantinya akan menjadi bagian dari People Mover System (PMS), yakni sistem transportasi yang menghubungkan terminal bandara dengan area Aerocity And Aerotropolisdi sekitarnya.
Lingkup kerja sama meliputi penyediaan unit kendaraan listrik sesuai spesifikasi kebutuhan kawasan, berdasarkan masterplan bandara, proyeksi lalu lintas, dan integrasi sirkulasi transportasi. Besides that, kolaborasi ini mencakup rekomendasi terkait perizinan, operasional, perawatan, hingga pengelolaan mitigasi risiko.
Direktur Utama MAB, Kelik Irwantono, menegaskan bahwa kerja sama ini menandai komitmen perusahaan dalam mendukung percepatan transisi energi di sektor transportasi.
“Bandara Internasional Bali Utara merupakan proyek strategis dengan visi jangka panjang. Kami siap menghadirkan kendaraan listrik buatan dalam negeri yang ramah lingkungan, reliable, dan sesuai standar operasional bandara internasional,he said.
Kolaborasi ini bukan sekadar kerja sama bisnis, tetapi juga wujud dukungan terhadap agenda transisi energi nasional. Baik MAB maupun BIBU Panji Sakti menunjukkan komitmen kuat dalam menghadirkan infrastruktur transportasi rendah emisi di salah satu proyek strategis Tanah Air. Kehadiran moda transportasi listrik di kawasan bandara diharapkan bisa menjadi benchmark baru bagi pengembangan bandara ramah lingkungan di Indonesia.
PT BIBU Panji Sakti pengelola pembangunan Bandara Internasional Bali Utara mengusung konsep keberlanjutan melalui pendekatan Green Airport. Dengan menggabungkan aspek ramah teknologi, environment, dan budaya, perusahaan ini menargetkan integrasi sistem transportasi kawasan yang lebih modern dan efisien.
MAB, yang berdiri sejak 2017, merupakan produsen kendaraan listrik nasional yang kini fokus pada segmen kendaraan komersial. Portofolionya mencakup big bus dan medium bus listrik, truk listrik berbagai tipe, hingga sepeda motor listrik melalui merek Electro. Produk-produk MAB telah digunakan oleh berbagai perusahaan besar seperti PT Paiton Energy, PT Bukit Asam Tbk, PT Vale Indonesia, serta sejumlah pemerintah daerah.
Perjalanan MAB dimulai sejak 2016 melalui riset dan pengembangan bus listrik ukuran 12 meter. On 2019, produk tersebut resmi lolos sertifikasi uji tipe dari Kementerian Perhubungan dan mulai digunakan secara komersial. On 2024, MAB memperluas lini usaha ke truk listrik, termasuk truk penyapu jalan, truk sampah compactor, until mobile office truck.
Tahun berikutnya, MAB berencana masuk ke segmen truk listrik ringan dan truk berbadan lebar untuk memperkuat posisinya sebagai pemain utama kendaraan listrik di Indonesia.
