Autodiva – Pemerintah Indonesia saat ini sedang mempertimbangkan pemberian insentif untuk mobil hybrid. However, hingga saat ini, detail mengenai kebijakan ini masih belum jelas. Hal ini memicu kekhawatiran di kalangan pelaku industri otomotif, yang khawatir bahwa ketidakpastian ini dapat mempengaruhi pasar.
Fransiscus Soerjopranoto, Chief Operating Officer (COO) PT Hyundai Motors Indonesia (HMID), mengungkapkan bahwa ketidakjelasan mengenai insentif hybrid membuat konsumen cenderung memilih untuk menunggu sebelum membuat keputusan pembelian. Konsumen khawatir bahwa harga mobil yang mereka beli akan turun setelah mereka membelinya, jika insentif akhirnya diterapkan. “At the moment, banyak calon pembeli yang bersikap ‘wait and see’ karena kekhawatiran tersebut,” jelas Frans dalam pesan WhatsApp yang diterima.
Fenomena ini, menurut Frans, mirip dengan situasi yang terjadi pada awal 2021 ketika pemerintah merencanakan program diskon Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM). Diskon PPnBM diumumkan pada akhir 2020, tetapi baru diterapkan pada April 2021. Sebelum diskon ini berlaku, pasar otomotif mengalami penurunan signifikan.
“Saat itu, pasar otomotif juga mengalami penurunan sebelum diskon PPnBM diterapkan. Kami khawatir bahwa situasi serupa bisa terjadi lagi,” ujar Frans.
Frans menambahkan bahwa ketidakpastian mengenai insentif hybrid ini seharusnya dipahami sebagai upaya pemerintah untuk melindungi industri otomotif yang ada saat ini. Hybrid, menurutnya, adalah bagian dari teknologi mesin pembakaran, dan pemerintah harus memutuskan apakah akan lebih fokus pada mobil listrik atau tetap mendukung mobil hybrid.
“Hybrid adalah bagian dari mesin pembakaran. Keputusan pemerintah akan menentukan apakah mereka akan ‘berlari’ menuju mobil listrik atau ‘berjalan’ dengan mobil hybrid,” tambah Frans.
Meskipun demikian, Frans menegaskan bahwa Hyundai tetap akan mendukung keputusan pemerintah apapun yang diambil. “Hyundai akan mematuhi dan melaksanakan setiap kebijakan pemerintah, termasuk dalam hal pengembangan mobil listrik di Tanah Air,” ucapnya.
Frans juga mengingatkan bahwa pemerintah Indonesia menargetkan ‘net zero carbon’ pada tahun 2060. Keberhasilan target ini sangat tergantung pada ketegasan pemerintah dalam menetapkan kebijakan di berbagai sektor, termasuk otomotif. “Hyundai berkomitmen untuk mematuhi dan menjalankan peraturan pemerintah, sebagaimana kami mendukung perkembangan mobil listrik di Indonesia,” tegasnya.
Dalam menghadapi ketidakpastian ini, pelaku industri otomotif berharap agar pemerintah segera memberikan kejelasan terkait insentif mobil hybrid. Hal ini akan membantu meredakan kekhawatiran konsumen dan menjaga stabilitas pasar otomotif yang vital bagi ekonomi negara.