OTODIVA – Fast Charging Tesla menjadi pionir dalam hal penyediaan perangkat pengisi daya mobil listik (electric vehicle – EV) di Amerika Utara. Konektor pengisian daya milik Tesla atau lebih dikenal dengan sebutan North American Charging Standard (NACS) mulai banyak diadopsi oleh produsen mobil global dari seluruh dunia.
Volvo menjadi salah satu merek yang telah menjalin kesepakatan dengan Tesla untuk pemanfaatan perangkat charging mereka. Kerja sama tersebut akan mulai berlaku di semester pertama 2024 dengan lokasi pengisian berada di Amerika Serikat, Meksiko, dan Kanada. Pengguna mobil Volvo dapat menggunakan NACS di lebih dari 12.000 lokasi pengisian.
“Sebagai bagian dari perjalanan untuk beralih ke elektrik sepenuhnya pada 2030, kami ingin membuat pengguna mobil listrik merasa semudah mungkin,” ujar Jim Rowan, CEO Volvo dikutip dari MotorAuthority.com.
Baca juga: Tips Berkendara Motor Aman Bagi Wanita
Merek lain yang juga akan mengadopsi NACS ialah Polestar dan Electrify America. Polestar sendiri perusahaan tersebut merupakan sister group dari Volvo di bidang otomotif, khususnya mobil listrik. Keduanya akan mulai memanfaatkan layanan pengisi daya Tesla mulai tahun 2025 mendatang.
Kelebihan NACS dari Fast Charging Tesla
Tesla menjadi perusahaan paling bertanggung jawab dalam memperkenalkan NACS. Perusahaan milik Elon Musk inilah yang merancang sekaligus mengembangkan fast charging untuk mobil listrik. Terhitung sejak tahun 2012, perangkat ini sudah mulai digunakan di Amerika Utara. Namun mulai dapat digunakan secara terbuka bagi merek mobil lain baru dilakukan pada tahun 2022 lalu.
Fast charging NACS memang jadi andalan saat ini. Sebab dibandingkan dengan pengisian daya menggunakan voltase rumahan atau penyedia jasa dari pihak ketiga, perangakat NACS jauh lebih superior.
Fast charging ini dapat mengisi baterai mobil listrik dalam durasi sekitar 30 menit saja dengan dorongan daya 480volt. Coba bandingkan denga pengisian di rumah atau tempat yang tidak memiliki voltase hanya 120volt atau 240 volt, sehingga memerlukan waktu hingga 12 jam lebih. Tentu saja hal tersebut menjadi kurang efisien apalagi jika mobil memang sering digunakan.
Apabila fast chargin mobil listrik sudah mulai banyak ditemukan di Indonesia, sepertinya penjualan produk EV akan meningkat. Apalagi jika harga jual mobil listrik bisa lebih murah, ya?
Baca juga konten menarik tentang traveling di Traveldiva, info gadget untuk perempuan di Gadgetdiva.