Paradiva, seperti kita ketahui tren kendaraan listrik makin menggeliat di Tanah Air. Untuk mempercepat adopsinya, MAB Group melalui anak usahanya PT MAB Distributor Indonesia (MABDI) mengambil langkah strategis dengan memperluas jaringan distribusi ke kawasan Indonesia Timur. Lewat kemitraan baru dengan PT Mata Cahaya Timur, MABDI membuka peluang besar bagi masyarakat Sulawesi, Maluku, dan Papua untuk lebih mudah mengakses kendaraan listrik.
Kerja sama antara MABDI dan PT Mata Cahaya Timur menandai tonggak penting dalam ekspansi pasar kendaraan listrik nasional. PT Mata Cahaya Timur ditunjuk sebagai mitra dealer resmi dengan konsep 3S (Sales, Service, Sparepart). Ini artinya, mereka tidak hanya menjual unit kendaraan, tapi juga menyediakan layanan purna jual dan suku cadang asli.
Menurut Jaka Perwira Rahmansyah, Direktur Utama MABDI, kemitraan ini bukan sekadar ekspansi, melainkan bagian dari misi jangka panjang perusahaan. “Kami berkomitmen menghadirkan jaringan distribusi yang profesional dan menjangkau hingga ke pelosok timur Indonesia,” ujarnya.
MABDI Fokus Ekspansi Kendaraan Listrik Komersial di Kawasan Tambang Timur Indonesia
Fokus MABDI ekspansi di sektor kendaraan listrik komersial dengan menyasar pasar besar di kawasan tambang Indonesia Timur, menurut Jaka, diarahkan pada digitalisasi armada transportasi guna mengurangi dampak kenaikan harga solar dan meningkatkan efisiensi operasional.
Dia mengatakan, perusahaan melihat peluang besar di sektor pertambangan yang tersebar di wilayah seperti Sulawesi dan Kalimantan. Saat ini, perusahaan-perusahaan tambang tengah menghadapi tantangan operasional akibat tingginya biaya bahan bakar, sehingga digitalisasi dan elektrifikasi menjadi solusi masa depan yang menjanjikan.
“Wilayah tambang di Indonesia Timur seperti Sulawesi dan Kalimantan adalah pasar yang sangat potensial. Di sana banyak perusahaan tambang, khususnya nikel dan batubara, yang sedang aktif mencari solusi efisiensi biaya logistik,” ujar Presiden Direktur PT Mobil Anak Bangsa (MAB), Kelik Irwantono.

PT Mata Cahaya Timur akan menjadi ujung tombak distribusi produk-produk MAB di wilayah timur. Mereka tak hanya menyediakan unit kendaraan, tapi juga layanan purna jual dan penempatan suku cadang (sparepart) secara lokal.
Langkah ini diambil karena pesatnya pertumbuhan ekonomi di kawasan Indonesia Timur yang kini menjadi pusat aktivitas tambang baru. Perusahaan melihat potensi besar dalam transformasi transportasi di sektor ini, seiring meningkatnya kesadaran terhadap prinsip ESG (Environmental, Social, and Governance).
Meski tren kendaraan listrik untuk konsumen (passenger vehicle) terus meningkat—dengan penetrasi mendekati 10%—MAB masih memilih fokus di segmen komersial. Perusahaan telah mengembangkan kendaraan listrik untuk berbagai kebutuhan seperti truk, bus, hingga double cabin untuk area tambang.
“Kami belum masuk ke pasar mobil pribadi. Fokus kami tetap di kendaraan komersial. Saat ini kami tengah mengembangkan pick-up roda tiga, dan double cabin untuk keperluan tambang,” jelas Jaka.
Target Distribusi 300 Unit dan Penguatan Infrastruktur
Sebagai tahap awal, perusahaan menargetkan distribusi 300 unit kendaraan listrik. Untuk mendukung target tersebut, MAB membangun fasilitas fabrikasi di Demak dengan kapasitas produksi hingga 150 unit per bulan dalam dua shift kerja.
“Potensinya bisa ribuan unit. Karena itu, kami mempersiapkan infrastruktur produksi dengan matang,” ungkap Kelik.
Tak hanya produksi, infrastruktur pendukung juga tengah disiapkan. MAB bekerja sama dengan mitra dari Thailand untuk memastikan kestabilan pasokan listrik di area operasional, karena kestabilan listrik sangat mempengaruhi performa pengisian baterai.
Salah satu keunggulan kendaraan listrik MAB adalah penggunaan baterai berkualitas tinggi dari produsen terkemuka, ATL. Ini menjadi nilai tambah dalam daya saing, selain dukungan layanan purna jual yang kuat.
Khusus untuk sektor pertambangan, MAB menyediakan kendaraan tipe 6×4 dan 8×4 yang mampu mengangkut beban berat. Kendaraan 6×4 dapat membawa hingga 35 ton, sedangkan tipe 8×4 mampu menampung hingga 55 ton muatan. Truk-truk heavy duty ini sangat sesuai untuk jalan tambang yang menantang, terutama di area nikel.
“Truk 6×4 sangat banyak digunakan oleh perusahaan tambang nikel karena daya angkut dan ketangguhannya di medan berat,” jelas Kelik.

MAB juga menaruh perhatian besar terhadap ekosistem kendaraan listrik. Selain infrastruktur pengisian daya, perusahaan telah menyiapkan strategi dukungan purna jual yang mencakup distribusi suku cadang serta layanan servis berkala di wilayah operasional.
Dengan pendekatan menyeluruh ini, MABDI optimistis dapat memperluas penetrasi kendaraan listrik di sektor industri dan tambang. Hal ini sekaligus mendukung transformasi energi nasional menuju transportasi yang lebih bersih dan efisien.
Dengan infrastruktur layanan yang menyeluruh dan andal, MABDI yakin mampu mempercepat adopsi kendaraan listrik secara berkelanjutan. Tidak hanya itu, kemitraan ini juga mendukung misi nasional dalam menurunkan emisi karbon dan membangun ekosistem mobilitas ramah lingkungan.
Kerja sama ini berlangsung selama dua tahun, mencakup penjualan, servis, dan distribusi suku cadang. Produk yang akan ditawarkan kepada masyarakat antara lain Electric Heavy Truck 6×4 dan 8×4, Electric Double Cabin, serta motor listrik ELECTRO.
Semua produk ini didukung langsung oleh dua merek utama: PT Mobil Anak Bangsa (MAB) dan PT Motor Anak Bangsa (MOAB). Dukungan penuh dari kedua perusahaan ini diyakini akan menjamin kualitas dan keberlangsungan layanan di wilayah timur Indonesia.
Siapa PT Mata Cahaya Timur?
Paradiva, mari kita kenali lebih dekat mitra baru MABDI ini. PT Mata Cahaya Timur (juga dikenal sebagai PT Cahaya Timur Ototama) adalah perusahaan otomotif berbasis di Makassar, Sulawesi Selatan. Perusahaan ini punya pengalaman lebih dari dua dekade di industri otomotif, khususnya dalam bidang karoseri, body repair, dan pengembangan kendaraan niaga maupun penumpang.
Awalnya berdiri sebagai CV Cahaya Timur pada 2004, perusahaan ini resmi berbadan hukum sebagai PT pada 2020. Dengan visi menjadi pusat layanan otomotif dan karoseri terkemuka di Indonesia Timur, mereka telah menjalin kerja sama dengan berbagai pihak, mulai dari pemerintah daerah hingga BUMN dan swasta nasional.
Tentang MAB dan Kiprahnya di Industri EV
PT Mobil Anak Bangsa (MAB) berdiri pada 2017, namun kiprahnya sudah dimulai sejak 2016. Fokus awal perusahaan adalah pengembangan bus listrik 12 meter yang kemudian lolos uji tipe dari Kementerian Perhubungan pada 2019. Tak lama setelah itu, unit pertama diserahkan ke PT Paiton Energy sebagai klien perdana.

Tak berhenti di sana, pada 2021 MAB merilis varian bus listrik ukuran sedang. Kini, bus listrik buatan MAB telah digunakan oleh berbagai instansi dan perusahaan besar seperti PT RAPP, PT Vale Indonesia, PT Pupuk Kaltim, dan beberapa pemerintah daerah seperti Semarang, Makassar, hingga Yogyakarta.
Tahun 2024 menjadi titik penting ekspansi. MAB meluncurkan beragam varian truk listrik, mulai dari mobile office truck, truk sampah, truk penyapu jalan, hingga dump truck dengan sistem wood chipper. Bahkan, truk dengan crane hidrolik juga masuk dalam portofolio mereka. Produk-produk ini sudah digunakan oleh Pemerintah DKI Jakarta dan Ibu Kota Nusantara (IKN).
Masih di bawah naungan MAB Group, PT Motor Anak Bangsa (MOAB) ikut ambil bagian dalam pengembangan kendaraan listrik nasional. Tahun 2024, MOAB meluncurkan lini motor listrik ELECTRO dengan dua varian unggulan: E-Rover dan E-City. Kehadiran ELECTRO memberi alternatif kendaraan ramah lingkungan yang lebih terjangkau dan praktis bagi masyarakat urban.
Dengan ELECTRO, MAB Group tak hanya bermain di segmen komersial besar seperti bus dan truk, tapi juga masuk ke pasar kendaraan roda dua yang lebih luas dan kompetitif.
Rencana Besar di 2025
Tahun 2025, MAB tak berencana melambat. Sebaliknya, mereka justru siap merambah segmen truk listrik ringan dan truk listrik berbadan lebar. Langkah ini dinilai strategis untuk menjangkau pasar menengah dan memperluas jangkauan distribusi di seluruh Indonesia, termasuk kawasan pelosok yang selama ini sulit dijangkau kendaraan konvensional.
Paradiva, perluasan portofolio ini membuktikan MAB ingin menjadi pemain utama kendaraan listrik nasional, tidak hanya dari sisi volume tapi juga keberlanjutan dan inovasi.
Sebagai distributor tunggal merek MAB dan ELECTRO, MABDI memainkan peran vital dalam memperluas jaringan dealer dan layanan purna jual di Indonesia. Mereka mengelola jaringan dealer milik sendiri maupun mitra seperti PT Mata Cahaya Timur, memastikan setiap produk MAB dan ELECTRO hadir dengan standar layanan terbaik.