ジャカルタ, Otodiva – Pasar otomotif Indonesia memasuki fase penuh tantangan di awal kuartal kedua 2025. Perlambatan ekonomi, ketatnya akses pembiayaan, hingga fluktuasi nilai tukar menjadi faktor yang membayangi penjualan kendaraan. Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menunjukkan penurunan signifikan pada penjualan wholesales April 2025, dengan total hanya 51.205 unit, atau turun 27,8 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Tren ini tidak hanya berdampak pada merek tertentu, tetapi hampir menyeluruh. Penjualan wholesales seluruh merek secara nasional sepanjang Januari–April 2025 juga turun 2,9 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), dari 264.014 unit menjadi 256.368 unit. Kondisi ini menandakan adanya tekanan yang cukup merata di pasar, meskipun beberapa merek berhasil menjaga performa dengan meluncurkan produk baru atau menawarkan strategi pemasaran agresif.
Di tengah dinamika tersebut, Honda menjadi salah satu merek besar yang mengalami penurunan penjualan cukup tajam pada April 2025. Meski demikian, pihak perusahaan menegaskan bahwa hal ini tidak semata-mata disebabkan oleh lesunya pasar, melainkan juga karena strategi internal yang sedang dijalankan, termasuk persiapan peluncuran SUV baru yang diharapkan memperkuat portofolio produk mereka.
また読んでください: 最新のホンダHR-Vには、未来のデザインとハイブリッドEテクノロジーが付属しています:hev
Penurunan Wholesales dan Faktor Penyebab

Berdasarkan data Gaikindo, penjualan wholesales Honda pada April 2025 tercatat hanya 3.000 unit, turun 52,4 persen dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 6.303 unit. 販売, Marketing, and Aftersales Director PT Honda Prospect Motor (HPM) Yusak Billy menjelaskan, penurunan ini merupakan kombinasi dari tantangan pasar otomotif nasional dan kendala pengiriman pada beberapa model impor utuh.
それに加えて, Honda secara sengaja melakukan penyesuaian distribusi stok ke diler sebagai bagian dari strategi peluncuran model baru. “Kami memang melakukan penyesuaian pengiriman wholesales sebagai persiapan peluncuran model baru,” kata Billy. Model tersebut, menurut informasi resmi, adalah SUV yang akan segera diluncurkan di Indonesia.
Penyesuaian distribusi ini berdampak langsung pada kontribusi penjualan model SUV di bulan April. Jika biasanya SUV menyumbang sekitar 35 persen dari total distribusi bulanan, pada bulan tersebut angkanya turun menjadi 24 パーセント. Meski begitu, Honda tetap mempertahankan posisinya sebagai merek mobil terlaris ketiga di Indonesia.
Strategi Produk dan Prospek ke Depan

Sejak awal 2025, Honda telah merilis empat model baru: New City hatchback (Januari), Honda e:N1 (Februari), HR-V Modulo Edition 2025, serta New Honda Civic RS e:hev (Mei). Peluncuran model-model ini menunjukkan upaya perusahaan untuk menjaga minat konsumen di tengah kondisi pasar yang menantang.
Billy juga mengungkapkan rencana ambisius Honda untuk meluncurkan tiga model hybrid baru hingga akhir tahun, satu di antaranya sudah terungkap yakni New Civic RS e:hev. Strategi ini selaras dengan tren global dan dorongan pemerintah Indonesia menuju penggunaan kendaraan yang lebih ramah lingkungan.
一方で, data menunjukkan bahwa penjualan wholesales mereka sepanjang Januari–April 2025 turun 22,5 persen yoy, dari 32.689 unit menjadi 25.336 unit. Penurunan ini lebih tajam dibandingkan rata-rata industri. Untuk penjualan retail, Honda mencatat penurunan 19,4 persen yoy, dari 36.251 unit menjadi 29.215 unit, sementara secara nasional penjualan retail turun 7,7 persen yoy.
Ke depan, keberhasilan Honda dalam membalikkan tren penurunan akan sangat bergantung pada penerimaan pasar terhadap model SUV baru dan lini kendaraan hybrid yang akan mereka luncurkan. Jika respons positif tercapai, bukan tidak mungkin Honda dapat memperbaiki performa penjualannya di paruh kedua 2025. しかし, tantangan eksternal seperti stabilitas ekonomi dan ketersediaan pembiayaan konsumen tetap menjadi faktor penentu.