Mobil otonom merupakan mobil yang memiliki kemampuan untuk berkendara tanpa dikendalikan oleh manusia. Hampir semua perusahaan besar teknologi ikut berkecimpung dalam industri ini. Dengan serangkaian sensor yang tersebar di seluruh badan mobil, membuat mobil ini bisa berkendara layaknya dikendalikan oleh manusia. Anda tidak perlu repot memikirkan kemudi saat mengemudikan mobil ini, bahkan Anda bisa tidur dengan nyenyak, makan, menonton film, dll. Ini yang membuat mobil otonom sangat diminati dan laku keras di pasaran.
Manfaat utama mobil otonom adalah soal harmonisasi lalu lintas. Pasalnya dengan diadopsinya teknologi ini secara luas, tentu macet akan hilang. Sebagian besar orang mengakui teknologi kemudi otonom adalah penemuan masa depan tapi tetap meragukan keamanannya, sehingga tetap membutuhkan pengawasan dan perlu diambil alih dalam kondisi tertentu.
Namun, Akio Toyoda yang merupakan President Toyota Motor Corporation (TMC) menyatakan bahwa mobil otonom masih menyimpan resiko yang cukup besar. Pasalnya, pada 26 Agustus lalu terjadi kecelakaan juga di Olimpiade Paralympic Games 2020, dimana salah satu kendaraan e-Palette menabrak seorang atlet dalam kecepatan rendah, namun kabar baiknya atlet tersebut tidak mengalami luka. Toyota e-Pallette disebut menabrak atlet tuna netra dan mobil berada di bawah kendali manual seorang operator. Sang operator mengira sang atlet akan berhenti menyeberang. Atas kejadian tersebut, sang atlet harus merelakan pertandingan judo yang akan diikutinya. Dengan ini, pihak Toyota meminta maaf atas terjadinya kejadian tersebut.
Toyota juga menjelaskan bahwa mobil otonom ini kurang cocok jika berjalan di jalanan normal biasa. Mobil otonom juga diklaim menjadi penyebab meningkatnya angka kecelakaan. Menurut Toyota, kendaraan otonom harus bisa beroperasi maksimal sebelum dilaunching dan diperjual belikan secara luas, hal ini bertujuan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
E-Pallette launching pada tahun 2018 silam, di ajang Consumer Electronics Show (CES). Kendaraan ini dirancang untuk bisa bergerak pada kecepatan rendah untuk meminimalisir kecelakaan. Mobil berdesain van ini memang sudah mengadopsi teknologi otonom level 4 alias bisa bergerak sendiri tanpa adanya bantuan sopir.
Baca Juga, Mobil Honda E Ternyata Sudah Terdaftar di Indonesia