Nissan Motor mengumumkan akan mengurangi shift produksi di tiga pabriknya di Amerika Serikat. Langkah ini diambil sebagai bagian dari strategi efisiensi global yang ditargetkan dapat menghemat hingga USD 2,6 miliar. Selain itu, Nissan juga menawarkan paket pemisahan sukarela atau pesangon kepada para karyawannya.
Nissan akan memberikan program buyout kepada karyawan yang bekerja di tiga fasilitas produksinya, yaitu pabrik perakitan mobil di Smyrna, Tennessee, pabrik di Canton, Mississippi, dan pabrik mesin di Decherd, Tennessee.
Perubahan besar akan dimulai pada April 2025, ketika Nissan memangkas satu dari dua shift produksi SUV Rogue di Smyrna. Langkah serupa akan diterapkan pada jalur produksi sedan Altima di Canton pada September mendatang.
Meski produksi SUV Rogue di AS dikurangi, model ini tetap diproduksi di pabrik Nissan di Kyushu, Jepang. Fasilitas tersebut merupakan pabrik terbesar Nissan di pasar domestiknya.
Sebelumnya, Reuters melaporkan bahwa Nissan telah memangkas produksi di pabrik Kyushu hingga sepertiga pada Agustus 2024. Hal ini dilakukan sebagai respons terhadap permintaan yang menurun, terutama untuk model-model lama seperti Rogue di pasar Amerika Serikat.
Juru bicara Nissan enggan menyebutkan secara pasti berapa jumlah pekerja yang diharapkan mengambil paket pesangon ini. Namun, laporan dari Nikkei menyebutkan bahwa Nissan mungkin akan mengurangi hingga sekitar 1.500 pekerja di Amerika Serikat sebagai dampak dari keputusan ini.
Nissan Tegaskan Tidak Ada PHK Paksa
Meskipun Nissan mengurangi jumlah tenaga kerja, perusahaan menegaskan bahwa mereka tidak berencana melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) secara paksa.
“Kami tidak berencana melakukan PHK secara paksa,” ujar juru bicara Nissan kepada Reuters, Sabtu (1/2/2025).
Saat ini, Nissan mempekerjakan lebih dari 11.700 orang di ketiga pabriknya di Amerika Serikat. Meskipun ada pengurangan shift dan buyout, Nissan memastikan tidak ada tekanan bagi karyawan untuk keluar dari perusahaan.
Keputusan untuk memangkas produksi dan menawarkan pesangon ini bukan langkah yang diambil secara mendadak. Pada November 2024, Nissan telah mengumumkan rencana untuk memangkas sekitar 9.000 pekerjaan secara global dan mengurangi kapasitas produksi di 25 jalur perakitan. Langkah ini dilakukan sebagai respons terhadap penurunan penjualan, terutama di pasar Amerika Utara dan China.
Selain itu, Nissan dan Honda Motor dikabarkan tengah menjajaki kemungkinan merger. Jika kesepakatan ini terjadi, kedua perusahaan ini akan menjadi grup otomotif terbesar ketiga di dunia, dengan produksi tahunan mencapai 7,4 juta unit kendaraan.
Langkah Nissan dalam mengurangi produksi di tiga pabriknya di Amerika Serikat serta menawarkan pesangon kepada karyawan merupakan strategi efisiensi untuk menghadapi tantangan industri otomotif global. Meskipun ada pengurangan tenaga kerja, Nissan menegaskan bahwa mereka tidak akan melakukan PHK paksa. Keputusan ini juga sejalan dengan upaya perusahaan dalam menjaga stabilitas finansialnya di tengah persaingan pasar yang semakin ketat.