Otodiva.id – Electric car atau mobil listrik menjadi tren global bersama dengan kendaraan listrik lain seperti motor dan sepeda listrik. Isu ramah lingkungan serta kemudahan dalam operasionalnya terus digaungkan para produsen untuk menarik perhatian calon konsumen. Menariknya, hal tersebut tidak atau setidaknya belum berlaku bagi kaum hawa.
Sebagai salah satu pasar bagi perusahaan otomotif di seluruh dunia. Perempuan justru dianggap memiliki banyak hambatan ketika hendak memutuskan membeli mobil listrik. Dan hambatan itu justru datang dari kepala mereka sendiri.
Dikutip dari S&P Global Mobility, mobil listrik justru mendatangkan banyak pertanyaan bagi perempuan, dibandingkan jawaban dari segala permasalahan.
“Mobil listrik yang dibeli seorang wanita akan menuntun lebih banyak pertanyaan dibandingkan jawaban. Wanita punya kekhawatiran tentang jarak tempuh dan keamanan,” ujar Marc Bland, Chief Diversity Officer for S&P Global Mobility.
Hal itu dikemukakan Marc ketika memaparkan data mengenai peran wanita dalam membeli mobil listrik di Amerika Serikat. Dimana kontribusi wanita cenderung tidak terlalu besar dibandingkan dengan pria.
Kurangnya daya tarik di kalangan wanita ini tentunya menjadi perhatian bagi merek-merek baru ini karena kehadiran mereka di pasar semakin besar. Tapi itu juga menunjukkan bahwa pabrikan yang sudah mapan pun mengalami masalah dalam menjangkau wanita saat mereka pindah ke ruang EV.
Cheryl Woodworth, direktur konsultan S&P Global Mobility mengatakan banyak merek arus utama mengadopsi strategi EV. “Bagaimana mereka akan meluncurkan kendaraan ini? Siapa yang akan mereka fokuskan? Jika mereka tidak mendapatkan pembeli wanita, mereka tidak akan mencapai angka penjualan yang mereka butuhkan.”
Perempuan Tidak Paham Isu Mobil Listrik?
Dunia otomotif memang tidak identik dengan wanita yang lebih lekat dengan kecantikan dan rumah tangga. Tidak heran apabila kekhawatiran semacam itu menjadi salah satu hambatan bagi wanita untuk memutuskan membeli mobil listrik atau tidak.
Selain itu, menurut data dari Auto Trader yang dikutip dari electricdriver.ev, sebagian besar wanita tidak menyadari beragam isu tentang hadirnya mobil listrik. Bahwa salah satu alasan dikembangkannya mobil listrik ialah adanya larangan penggunaan mobil berbahan bakar bensin atau diesel pada tahun 2030 mendatang.
Belum lagi tentang isu lingkungan yang terus digelontorkan para produsen. Mengenai baterai mobil listrik yang dianggap lebih ramah lingkungan dibandingkan gas buang bensin.
Meski hal tersebut tentu masih dapat diperdebatkan.
Di luar itu semua, edukasi dari produsen mobil listrik terhadap wanita rasanya perlu terus ditingkatkan. Sehingga dapat membuka wawasan baru bagi mereka sekaligus mendapatkan pasar potensial yang besar.