Jakarta, OtoDiva – Nama Ferrari sudah lama identik dengan dunia lelang mobil klasik. Model legendaris seperti 250 GTO sering kali menjadi primadona dengan harga selangit. Namun, di ajang Monterey Car Week 2025, justru sebuah model modern yang mencuri perhatian. Ferrari Daytona SP3 Tailor Made, edisi khusus Ferrari Daytona SP3 yang dijuluki “599+1”, berhasil terjual dengan harga fantastis, yakni 26 juta dolar AS atau sekitar Rp425 miliar. Angka tersebut menjadi rekor baru untuk Ferrari di pelelangan.
Ferrari sendiri mengonfirmasi bahwa hasil penjualan mobil ini akan disalurkan sepenuhnya untuk program amal melalui Ferrari Foundation. Organisasi tersebut fokus pada pendanaan pendidikan dan proyek sosial di berbagai komunitas. Langkah ini sekaligus memperlihatkan bagaimana Ferrari tak hanya mengandalkan nilai eksklusivitas produknya, tetapi juga mencoba memberi kontribusi nyata di luar dunia otomotif.
Kehadiran Ferrari Daytona SP3 “599+1” juga menandai tradisi unik Ferrari dalam menghadirkan unit tambahan di luar jumlah produksi resmi. Sebelumnya, langkah serupa juga dilakukan pada model LaFerrari coupe maupun LaFerrari Aperta convertible, yang hasilnya dilelang untuk tujuan sosial. Bedanya, Daytona SP3 ini dikembangkan secara khusus oleh divisi Tailor Made, sehingga tampil jauh lebih personal dan berbeda dibanding unit standar.
Baca Juga: Kenapa Mobil F1 Bisa Sangat Kencang Meski Hanya 1600cc? Begini Penjelasannya
Detail Desain dan Performa Ferrari Daytona SP3 “599+1”

Ferrari Daytona SP3 pertama kali diperkenalkan pada 2021 sebagai bagian dari lini Icona Series, mengikuti jejak Monza SP1 dan SP2 yang rilis pada 2018. Seri ini dibuat untuk menghormati mobil balap Ferrari era 1950-an dan 1960-an. Khusus SP3, desainnya terinspirasi dari Ferrari 330 P3/4, mobil prototipe yang berhasil mengantarkan kemenangan bersejarah di Daytona 1967.
Dapur pacu mobil ini mengusung mesin 6.5 liter V12 yang dimodifikasi dari Ferrari 812 Superfast. Mesin tersebut sanggup menghasilkan 828 hp dan torsi 514 lb-ft, tanpa bantuan sistem hybrid maupun turbo. Transmisi dual-clutch 7 percepatan menyalurkan tenaga ke roda belakang, dengan akselerasi 0–100 km/jam dalam 2,8 detik serta kecepatan 200 km/jam hanya dalam 7,4 detik. Performa tersebut menjadikan SP3 salah satu supercar non-hybrid paling bertenaga dari Ferrari.

Unit lelang Ferrari Daytona SP3 “599+1” tampil berbeda berkat sentuhan Tailor Made Division. Mobil ini dilabur dengan kombinasi warna Giallo Modena (kuning khas Ferrari) dan serat karbon ekspos mengilap. Ada pula grafis logo kuda jingkrak yang membentang dari kap mesin hingga buritan—pertama kalinya motif semacam ini hadir langsung dari pabrikan Ferrari. Interiornya juga tak kalah unik dengan material Q-Cycle hasil daur ulang ban bekas, dilengkapi sabuk pengaman kuning serta serat karbon bekas mobil F1 Ferrari yang disusun menyerupai pola bendera kotak-kotak.
Kontroversi Harga dan Arti bagi Industri Otomotif
Meski Ferrari menyebut penjualan ini sebagai momen bersejarah, tidak sedikit pengamat yang menganggap harga 26 juta dolar terlalu tinggi untuk mobil modern. Biasanya, mobil-mobil Ferrari klasik seperti 250 GTO atau 275 GTB/4 NART Spider yang mendominasi angka fantastis di lelang. Dalam konteks itu, muncul pertanyaan apakah tingginya harga SP3 “599+1” lebih karena faktor eksklusivitas sementara, karena hanya ada satu unit di dunia atau benar-benar mencerminkan nilai koleksi jangka panjang.
Di sisi lain, ada pula yang melihat fenomena ini sebagai tanda bahwa pasar mobil koleksi mulai bergeser. Jika dulu hanya mobil balap klasik yang dipuja, kini mobil edisi terbatas modern juga bisa mencapai angka yang sama gila. Hal ini tentu membuka peluang bagi merek lain untuk menciptakan mobil “unik satu unit” yang bisa dilelang dengan narasi eksklusif.
Namun, terlepas dari kontroversi harga, langkah Ferrari melelang mobil ini untuk amal memberi kesan positif. Bagi sebagian kalangan, nilai sosial dari hasil penjualan mampu menutupi skeptisisme soal spekulasi harga. Bagi Ferrari sendiri, “599+1” bukan hanya soal memecahkan rekor lelang, tetapi juga mempertegas posisi mereka sebagai pembuat mobil ikonik yang mampu memadukan warisan balap, teknologi modern, dan citra sosial dalam satu paket.