Jakarta, Otodiva – VinFast, hadir dengan pendekatan berbeda. Perusahaan ini memperkenalkan skema berlangganan baterai, di mana konsumen membeli kendaraan dengan harga lebih rendah, sementara baterai disewa melalui biaya bulanan. Strategi ini dinilai dapat memangkas biaya awal kepemilikan, sekaligus mengurangi risiko terkait perawatan dan penurunan kualitas baterai seiring waktu.
Pasar kendaraan listrik di Indonesia terus berkembang pesat. Jika sebelumnya harga menjadi faktor utama dalam menarik minat konsumen, kini persaingan mulai bergeser ke arah lain: bagaimana produsen menawarkan nilai tambah jangka panjang. Mulai dari garansi, maintenance costs, hingga ekosistem pengisian daya, semua menjadi aspek yang dipertimbangkan oleh pembeli sebelum memutuskan beralih ke mobil listrik.
Menurut analis otomotif dari GlobalData, Michael Vousden, langkah VinFast ini bisa mengubah peta persaingan industri EV. “Karena baterai merupakan komponen besar dan mahal, memisahkannya dari harga pembelian adalah cara cerdas untuk membuat produk premium lebih terjangkau,he said. Dengan kata lain, fokus bukan hanya menjual mobil, tetapi juga menawarkan model bisnis yang lebih fleksibel dan ramah konsumen.
Read Also: Toyota Ensures Veloz Hybrid Glurns 2026, Produced local in Indonesia
Bagaimana Skema Langganan Baterai Bekerja

Skema yang diterapkan VinFast memungkinkan konsumen memilih antara membeli kendaraan dengan baterai atau membeli kendaraan saja dengan opsi berlangganan baterai. Harga mobil pun menjadi lebih rendah. For example, model VF 3 yang dipasarkan seharga Rp156 juta dapat lebih murah hingga Rp74 jutaan jika menggunakan opsi langganan baterai, dengan biaya bulanan Rp253 ribu.
Pilihan serupa berlaku untuk model lain seperti VF 5 Eco (Rp232 juta, hemat Rp91 jutaan, langganan Rp468 ribu/bulan) to VF 7 Eco/Plus AWD (Rp449–539 juta, hemat Rp50–60 jutaan, langganan Rp905 ribu–Rp1 juta/bulan). Perbedaan harga ini cukup signifikan mengingat baterai biasanya menyumbang sekitar 30–40 persen dari total harga kendaraan listrik.
Besides that, VinFast juga menambahkan sejumlah insentif. Konsumen yang memilih skema langganan mendapat garansi baterai hingga 10 year, jaminan nilai jual kembali, serta akses ke jaringan pengisian V-Green gratis. Kebijakan ini berlaku sejak 1 August 2025 dan tidak membatasi jarak tempuh, sehingga pengguna dengan mobilitas tinggi tetap bisa merasa aman.
Tantangan dan Respon Pasar

Meski inovatif, model berlangganan baterai bukan tanpa tantangan. Beberapa konsumen mungkin khawatir terhadap biaya langganan jangka panjang yang jika diakumulasikan bisa lebih besar dibanding membeli langsung. Besides that, model bisnis ini masih relatif baru di pasar Indonesia, sehingga keberhasilan VinFast akan sangat bergantung pada seberapa cepat konsumen dapat menerima konsep tersebut.
Dari sisi persaingan, produsen lain juga memiliki strategi berbeda. Tesla, for example, tetap mengandalkan model penjualan konvensional dengan harga tinggi, tetapi menawarkan teknologi dan jaringan pengisian supercharger. Sementara BYD dan Hyundai lebih fokus pada memperluas lini produk serta memperkuat ekosistem charging di Indonesia. Dalam konteks ini, langkah VinFast bisa menjadi pembeda, tetapi juga akan diuji oleh daya beli konsumen lokal.
Di sisi regulasi, pemerintah Indonesia mendorong adopsi kendaraan listrik melalui insentif fiskal dan subsidi. However, belum ada kebijakan spesifik terkait model berlangganan baterai. Hal ini bisa menjadi faktor penting dalam menentukan keberhasilan strategi VinFast, apakah akan didukung penuh atau justru menimbulkan hambatan birokrasi di kemudian hari.
Keputusan VinFast memperkenalkan skema berlangganan baterai menandai upaya serius untuk merebut pangsa pasar kendaraan listrik di Indonesia. Dengan menekan biaya awal dan memberikan jaminan layanan jangka panjang, perusahaan asal Vietnam ini berusaha membangun kepercayaan konsumen sekaligus menciptakan diferensiasi dari kompetitor besar.
However, efektivitas strategi ini masih harus diuji. Jika konsumen melihat biaya langganan lebih memberatkan dalam jangka panjang, keunggulan harga awal bisa berkurang. On the contrary, jika pasar menerima konsep ini, VinFast berpotensi menjadi pelopor model bisnis baru di industri otomotif Indonesia. Pada akhirnya, keberhasilan strategi ini akan bergantung pada kombinasi antara daya tarik harga, keandalan layanan purna jual, dan kesiapan konsumen untuk mencoba pendekatan berbeda dalam memiliki kendaraan listrik.