Jakarta, Otodiva – Beberapa tahun terakhir, mobil listrik mulai menarik perhatian konsumen Indonesia. Peningkatan jumlah merek yang masuk, insentif pemerintah, hingga biaya operasional yang relatif lebih rendah dibanding mobil konvensional membuat kendaraan tanpa emisi ini kian dilirik. However, seiring dengan minat yang bertambah, muncul juga pertanyaan baru: bagaimana cara merawat mobil listrik agar tetap awet dan efisien?
Berbeda dengan mobil berbahan bakar bensin atau diesel, mobil listrik memiliki sistem kerja yang unik. Komponen utamanya ada pada baterai, motor listrik, dan sistem pengendali daya. Sementara perawatan mesin konvensional sering melibatkan oli, busi, atau filter, mobil listrik justru lebih sederhana. Even so, bukan berarti mobil listrik bebas perawatan. Salah langkah bisa berdampak pada performa dan biaya jangka panjang.
Sebagian pengguna masih ragu, karena merasa teknologi mobil listrik terlalu baru atau bahkan rumit. Whereas, sejumlah pabrikan telah merancang kendaraan listrik dengan sistem pemeliharaan yang minim, dan banyak tips sederhana bisa dilakukan pemilik untuk menjaga keandalan. Dengan pemahaman dasar, merawat mobil listrik bisa lebih mudah daripada mobil berbahan bakar fosil.
Fokus pada Baterai dan Sistem Pengisian

Baterai merupakan jantung utama mobil listrik. Kondisi baterai yang sehat akan sangat menentukan jarak tempuh dan umur kendaraan. Para ahli menyarankan untuk menghindari pengisian hingga 100% setiap hari, kecuali benar-benar diperlukan untuk perjalanan jauh. Idealnya, pengisian dilakukan di kisaran 20% until 80% untuk memperpanjang siklus hidup baterai.
Besides that, penting untuk menggunakan infrastruktur pengisian resmi atau perangkat charger yang sesuai standar. Penggunaan charger abal-abal bisa memengaruhi kestabilan daya dan bahkan merusak sel baterai. Tidak kalah penting, suhu lingkungan juga berpengaruh. Parkir kendaraan di area teduh atau menggunakan fitur pendingin/pemanas baterai bawaan bisa membantu menjaga temperatur optimal.
Beberapa pengguna mobil listrik di Indonesia mengeluhkan penurunan kapasitas baterai setelah penggunaan lebih dari tiga tahun. Meski hal ini wajar, langkah-langkah preventif tadi terbukti bisa memperlambat degradasi. Produsen juga umumnya memberi garansi baterai hingga delapan tahun, memberi rasa aman tambahan bagi konsumen.
Perawatan Rutin dan Kebiasaan Berkendara

Meski tidak membutuhkan servis sesering mobil konvensional, mobil listrik tetap memerlukan pengecekan berkala. Komponen seperti rem, suspensi, dan ban tetap mengalami keausan sesuai penggunaan. Justru, karena sistem pengereman regeneratif bekerja lebih sering, kampas rem biasanya lebih awet. However, ban bisa lebih cepat habis karena bobot kendaraan listrik umumnya lebih berat.
Sistem pendingin untuk motor listrik dan inverter juga perlu diperhatikan. Walau jarang bermasalah, cairan pendingin harus diperiksa secara berkala agar tidak terjadi overheating. Begitu juga dengan software kendaraan—update dari pabrikan biasanya membawa peningkatan efisiensi sekaligus menutup celah keamanan. Mengabaikan update bisa membuat mobil kehilangan performa optimal.
Kebiasaan berkendara juga punya peran besar. Akselerasi ekstrem atau sering menguras baterai hingga nol persen bisa mempercepat kerusakan. On the contrary, gaya mengemudi yang halus, menjaga tekanan ban sesuai standar, dan rutin melakukan pengecekan sederhana akan menjaga efisiensi daya sekaligus memperpanjang umur komponen.
Antara Harapan dan Tantangan
Di tengah transisi menuju kendaraan ramah lingkungan, perawatan mobil listrik sebenarnya relatif mudah dibanding mobil berbahan bakar bensin. Tidak ada lagi penggantian oli mesin rutin, tidak ada knalpot, dan risiko kerusakan mesin berkurang drastis. However, biaya penggantian baterai yang masih tinggi membuat sebagian konsumen tetap waspada.
Bagi industri, edukasi soal perawatan mobil listrik menjadi penting agar konsumen lebih percaya diri beralih. Pemerintah juga memiliki peran besar dalam menambah infrastruktur charging sekaligus menetapkan standar perawatan resmi. Tanpa dukungan ini, adopsi mobil listrik bisa terhambat meski teknologinya semakin menarik.
Pada akhirnya, merawat mobil listrik kembali pada kesadaran pemilik. Dengan perawatan sederhana, memahami karakter baterai, dan menjaga kebiasaan berkendara, kendaraan listrik bisa tetap awet serta efisien. Bukan hanya menghemat biaya operasional, tetapi juga memberi kontribusi nyata dalam mengurangi emisi di jalanan Indonesia.