Jakarta, OtoDiva – Tren kendaraan ramah lingkungan terus menunjukkan pertumbuhan di pasar otomotif Indonesia. Dalam beberapa tahun terakhir, teknologi hybrid dan listrik murni mulai mendapat tempat di hati konsumen, seiring meningkatnya kesadaran akan efisiensi bahan bakar dan isu lingkungan. Kehadiran berbagai produsen, baik merek lokal maupun internasional, mendorong persaingan ketat dalam menawarkan produk inovatif yang sesuai kebutuhan pasar.
Pameran otomotif seperti Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) menjadi ajang penting untuk mengukur respons publik terhadap teknologi baru. Selain sebagai sarana promosi, pameran ini juga menjadi tolok ukur tren penjualan, terutama bagi produsen yang ingin menguatkan posisi di segmen kendaraan New Energy Vehicle (NEV). Tahun ini, GIIAS kembali mencatat sejumlah pencapaian menarik dari berbagai merek yang berlaga.
Salah satu sorotan datang dari Chery, pabrikan asal Tiongkok yang semakin gencar memperluas penetrasinya di Indonesia. Selama GIIAS 2025 berlangsung, Chery berhasil membukukan angka pemesanan yang mencatat rekor baru. Capaian ini tidak hanya mencerminkan strategi penjualan yang tepat, tetapi juga menunjukkan adanya perubahan preferensi konsumen terhadap kendaraan dengan teknologi ramah lingkungan.
Baca Juga: Kasus Bensin Tercampur Solar, Pakar ITB Ingatkan Dampak Kerusakan Mesin
Rekor Penjualan dan Kontribusi Model Terlaris

PT Chery Sales Indonesia (CSI) mengumumkan bahwa selama GIIAS 2025, mereka mencatat 2.153 Surat Pemesanan Kendaraan (SPK). Angka tersebut melampaui target awal perusahaan dan meningkat 113 persen dibandingkan GIIAS 2024 yang membukukan 1.009 SPK. Head of Brand & Marketing Department CSI, Rifkie Setiawan, menyebut pencapaian ini sebagai hadiah terbaik atas upaya perusahaan dalam menghadirkan inovasi teknologi yang relevan dengan pasar Indonesia.
Kontribusi terbesar datang dari lini kendaraan Chery Super Hybrid (CSH) yang menyumbang 44 persen total SPK, diikuti kendaraan listrik murni (BEV) dengan 35 persen, dan mobil bermesin konvensional (ICE) sebesar 21 persen. Data ini menunjukkan dominasi NEV di jajaran produk Chery, sejalan dengan komitmen pemerintah untuk mendorong transisi menuju transportasi rendah emisi.
Beberapa model unggulan menjadi motor penggerak penjualan. Tiggo 8 CSH, SUV premium hybrid, menjadi kontributor terbesar dengan 24 persen total SPK. Model ini diikuti oleh J6 BEV dengan 22 persen, Tiggo Cross CSH Hybrid dengan 16 persen, dan E5 BEV dengan 12 persen. Kombinasi desain modern, performa efisien, dan teknologi mutakhir menjadi faktor penarik minat konsumen di segmen ini.
Tantangan dan Prospek Pasar NEV di Indonesia

Meskipun tren NEV terus menguat, pasar Indonesia masih menghadapi sejumlah tantangan. Harga jual yang relatif tinggi dibandingkan kendaraan konvensional, infrastruktur pengisian daya yang belum merata, serta pemahaman konsumen yang masih berkembang menjadi faktor yang perlu diantisipasi produsen. Dalam konteks ini, pencapaian Chery di GIIAS 2025 memberikan indikasi positif, namun keberlanjutan pertumbuhan akan sangat bergantung pada konsistensi inovasi dan strategi edukasi pasar.
Rifkie menyampaikan apresiasi kepada konsumen atas kepercayaan yang diberikan. Ia menegaskan bahwa dukungan ini menjadi motivasi bagi Chery untuk terus menghadirkan produk berkualitas dan relevan dengan kebutuhan pengguna. Perusahaan juga berkomitmen memperkuat posisinya di segmen NEV, baik melalui model hybrid (HEV dan PHEV) maupun listrik murni (BEV), sambil mengikuti arah kebijakan pemerintah di bidang kendaraan rendah emisi.
Ke depan, persaingan di pasar NEV diprediksi semakin ketat, dengan masuknya model baru dari merek lain yang menawarkan harga kompetitif dan teknologi mutakhir. Bagi Chery, mempertahankan momentum positif pasca-GIIAS akan menjadi ujian tersendiri. Kunci keberhasilan tidak hanya terletak pada penawaran produk, tetapi juga pada kemampuan memberikan layanan purna jual yang andal serta membangun jaringan infrastruktur pendukung bagi konsumen di seluruh Indonesia.